top of page

Untuk melihat lebih banyak studi Alkitab dalam bahasa Indonesia, klik di sini.

8. The Marriage of the Lamb

8. Pernikahan Anak Domba

Pertanyaan Pembuka: Pikirkan tentang pernikahan yang telah Anda hadiri. Apakah yang paling berkesan dari upacara pernikahan yang pernah Anda saksikan? Apa yang membuatnya istimewa?

 

Menemukan dan Mengenal Allah

 

Erwin Lutzer mengisahkan dongeng mengenai seorang pedagang Baghdad yang mengirim pelayannya ke pasar untuk menjalankan tugas. Ketika sang pelayan telah menyelesaikan tugasnya dan hendak meninggalkan pasar, dia berbelok di tikungan dan tiba-tiba bertemu dengan Nyonya Kematian. Tatapan wajahnya begitu menakutkan sehingga dia meninggalkan pasar dan bergegas pulang. Dia mengatakan kepada tuannya apa yang telah terjadi dan meminta kuda tuannya yang tercepat agar bisa melarikan diri sejauh mungkin dari Nyonya Kematian - seekor kuda yang akan membawanya ke Sumera sebelum malam tiba. Kemudian pada sore yang sama, sang pedagang juga pergi ke pasar dan bertemu dengan Nyonya Kematian. “Mengapa Anda mengejutkan pelayan saya pagi ini?” Tanyanya. “Saya tidak bermaksud untuk mengejutkan pelayan Anda - sayalah yang terkejut,” jawab Nyonya Kematian. “Saya terkejut melihat pelayanmu di Baghdad pagi ini, karena saya sudah memiliki perjanjian untuk bertemu dengan dia di Sumera malam ini.”

 

Anda dan saya memiliki sebuah janji untuk bertemu dengan kematian. Kita tidak bisa lari darinya, dan kita tidak bisa bersembunyi darinya. Kita hanya bisa menghadapinya. “Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,” (Ibrani 9:27). Syukurlah, ada Tuhan di sorga yang telah berfirman, “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” (Ibrani 13:5). Kita tidak perlu menghadapi kematian sendirian. Kristus telah mengatakan kepada kita bahwa Dia akan menyertai kita sampai akhir zaman.

 

Ketika George Bush Senior menjadi Wakil Presiden, dia mewakili A.S. pada pemakaman mantan pemimpin Komunis Rusia Leonid Brezhnev. Bush sangat terkesan dengan demonstrasi diam yang dilakukan oleh janda Brezhnev. Dia berdiri tak bergerak di dekat peti mati sampai beberapa detik sebelum penutupan peti. Kemudian, saat para tentara menyentuh tutupnya, istri Brezhnev melakukan tindakan yang penuh dengan keberanian dan harapan, sebuah sikap yang sesungguhnya harus diklasifikasikan sebagai salah satu tindakan pembangkangan sipil yang paling besar yang pernah dilakukan: Dia mengulurkan tangan dan membuat tanda salib di dada suaminya. Di sana, di benteng kekuasaan sekuler dan atheistik, istri pria yang telah menjalankan semua kepercayaannya, berharap suaminya salah. Dia berharap ada kehidupan lain, kehidupan terbaik yang diwakili oleh Yesus yang mati di kayu salib, dan bahwa Yesus yang sama ini mungkin masih berbelas kasihan terhadap suaminya. Ternyata pernah ada pemimpin sebuah negara komunis yang berusaha membasmi semua pengetahuan tentang Kristus dan Firman-Nya, namun bahkan istrinya sendiri adalah orang yang secara diam-diam percaya dengan pemikiran mengenai kekekalan di dalam hatinya.

 

Kita telah menempuh perjalanan jauh selama lima pelajaran terakhir untuk mengeksplorasi apa yang Tuhan katakan tentang tujuan kita dan di mana kita akan menghabiskan kekekalan. Kita diciptakan untuk sesuatu yang lebih dari cara dunia ini dibentuk! Kita memiliki musuh yang berusaha untuk membuat pikiran kita tetap sibuk dengan hal-hal dunia ini saja. Si musuh, setan, berkeinginan untuk membasmi semua pikiran tentang kehidupan lain di dalam Kristus, sebuah kehidupan yang lebih baik sejauh ini. Dia tidak ingin kita berfokus pada hal-hal kekal, tetapi dia ingin kita terpesona hanya oleh dunia fisik dan material tempat kita berada agar kita "ditipu" dan menjadi tidak efektif. Musuh tidak ingin kita menganggap bahwa kita hanya melalui kehidupan sekarang dan dipersiapkan untuk yang lain. Yesus mengatakan bahwa, meskipun seseorang telah meninggal, namun ia akan hidup (Yohanes 11:25). Anda bisa menyangkal pikiran tentang kekekalan, dan Anda bisa menyuruh mereka untuk tutup mulut, tapi pengetahuan batiniah mengenai kematian bukanlah akhir, tidak bisa dipadamkan. Ada Tuhan di surga yang belum menyerah terhadap Anda; Dia memanggil Anda agar Anda mungkin menemukan jalan ke rumah-Nya. “Apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati,” (Yeremia 29:13). Yesus berkata kepada murid-muridNya:

 

2Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. 3Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada. 4 Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ.”  5 Kata Tomas kepada-Nya: “Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?” 6Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yohanes 14:2-6).

 

Dia berkata bahwa Dia akan kembali dan membawa orang percaya untuk bersama dengan-Nya. Apakah Anda percaya kepada-Nya? Sudahkah Anda menemukan jalan menuju rumah-Nya? Jalannya bukanlah sebuah arah; melainkan pribadi, Tuhan Yesus Kristus sendiri. Dia telah membayar hukuman atas dosa Anda dan mengundang Anda untuk menerima Dia ke dalam hidup Anda dan menerima pemberian hidup kekal yang cuma-cuma (Efesus 2: 8-9). Anda dapat memiliki keyakinan bahwa Anda berada di rumah hanya jika Anda datang kepada pribadi Tuhan Yesus Kristus. Apakah Anda ingat satu-satunya perintah Maria, ibu Yesus? Ya, Maria memberi dunia satu perintah yang tertulis di dalam Alkitab. Ia mengatakan kepada para pelayan pesta pernikahan di Kana di Galilea, dia berkata, “Apa yang dikatakan (Yesus) kepadamu, buatlah itu!" (Yohanes 2:5). Ada hikmat agung dalam perkataan ini, dan kita harus mengindahkannya dengan baik.

 

Yesus berkata, “Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.” (Yohanes 14:21). Kita menunjukkan kepada Kristus betapa kita mengasihi Dia dengan menaati perintah-perintah-Nya. Inilah intinya - Jatuh cinta dengan Tuhan Semesta Alam. Bila Anda benar-benar memahami semua yang telah dilakukan Kristus untuk Anda, Anda tidak bisa tidak jatuh cinta kepada Dia. Kadang-kadang, kita tidak melihat hal jelas yang tertulis di Alkitab, yaitu bahwa Tuhan yang adalah Kasih berusaha untuk mendamaikan manusia yang berdosa kepada diri-Nya. Dari awal sampai akhir, Kejadian sampai Wahyu, kita melihat Tuhan memanggil orang-orang kepada diri-Nya dari semua bangsa – umat yang datang untuk mengenal Allah - tidak hanya mengetahui tentang Dia, tetapi mengenali Dia dengan intim. Tidak peduli di negara manapun Anda tinggal atau apapun yang telah Anda lakukan, Kristus telah membuat sebuah jalan bagimu untuk mengenali Allah dalam hubungan kasih yang dekat dan intim.

 

Pertanyaan 1) Ketika ditanya apakah hukum yang terutama, Yesus menjawab, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.” (Matius 22:37). Mengapa mengasihi Tuhan begitu penting?

 

Gereja – Mempelai Wanita Kristus

 

Salah satu film favorit saya adalah The Last of the Mohicans. Pemeran utamanya, Daniel Day Lewis, memiliki pacar, Cora, yang akan ditangkap oleh suku Indian yang sedang berperang. Satu-satunya harapan mereka untuk dipertemukan kembali adalah dengan dia meninggalkannya dan kelak akan menyusulnya dan adiknya. Daniel Day Lewis berkata kepadanya, “Aku akan menemukanmu; Tetaplah hidup, tidak peduli apapun yang terjadi! Tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan, tidak peduli seberapa jauh. Aku akan menemukanmu.” Menurut Anda, darimanakah datangnya perasaan roman yang telah diberikan bagi kita? Dari sorga, di situlah asalnya! Tuhan semesta alam telah dipisahkan dari umat-Nya karena dosa mereka (Yesaya 59:2). Dia menyerukan rentang waktu ribuan tahun lamanya kerinduan untuk dipersatukan kembali dengan umat-Nya dan membawa mereka pulang ke Yerusalem Baru di mana Dia dapat tinggal bersama mereka. Apakah seruan-Nya? “Adam, dimanakah engkau?” (Kejadian 3:9). Adam dan Hawa, sebagai akibat dari mendengarkan musuh, bersembunyi dari Tuhan Allah di Taman Eden (Kejadian 3:8). Begitu banyak orang saat ini masih bersembunyi dari Tuhan, namun Dia memanggil mereka, merindukan mereka akan meresponi dan membuang kebenaran mereka sendiri, yang sama dengan kain kotor, dan datang untuk menerima penyediaan-Nya bagi masalah dosa, yaitu anugerah pembenaran Kristus. Tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan, tidak peduli seberapa jauh Anda terpisah dari Dia, Dia ingin menarik Anda kepada diri-Nya sendiri jika Anda mau membuka hati Anda kepada-Nya. “Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.” (Yohanes 6:44, Penekanan saya). Faktanya ialah ketika Anda membaca kata-kata ini adalah bukti bahwa Bapa sedang menarik Anda kepada-Nya.

 

Dia adalah Gembala Agung dari sang domba, yang mengembara di lereng bukit untuk mencari seekor domba yang tersadar akan keterpisahannya dari Gembala kawanan domba (Lukas 15:4). Dia mengenal dan memanggil umat-Nya dengan nama mereka masing-masing. Dia telah melewati rentang waktu yang panjang untuk menunjukkan kepada manusia kebutuhan mereka akan juruselamat akibat dosa. Rencana Tuhan memanggil dengan cara-cara yang paling penuh kasih, yang akan dilakukan seseorang untuk kekasihnya. Dia mati bagi mereka untuk membebaskan mereka dari dosa. Tindakan kasih ini menghasilkan hal terkuat dan paling berkuasa di alam semesta - kekuatan kasih, kasih agape. Kasih semacam ini mengorbankan diri sendiri dan menghasilkan respon kasih dari orang yang menerima anugerah semacam itu. Tuhan telah mengutus Putra-Nya ke dunia untuk memenangkan dan merayu mempelai-Nya kepada diri-Nya sendiri, terutama mereka yang jauh dari Dia.

 

Untuk menunjukkan kepada kita betapa istimewanya kita bagi Dia, Paulus, dalam tulisannya kepada jemaat di Korintus, dengan sengaja berbicara tentang orang-orang percaya yang dilahirkan kembali yang sedang dipersiapkan untuk pernikahan dengan Kristus sendiri:

 

2Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus. (2 Korintus 11:2).

 

Dia ingin mereka pulang. Sebuah upacara pernikahan antara laki-laki dan perempuan hanyalah gambaran tentang apa yang Tuhan dalam Kristus lakukan bagi gereja-Nya, umat kepunyaan-Nya. Rasul Paulus melihat pelayanan yang Tuhan berikan kepadanya sebagai seorang yang mempersiapkan mempelai perempuan Kristus agar ia menjadi murni dan tak bercela untuk pernikahannya. Tidak peduli apa pun yang telah Anda lakukan atau di mana Anda berada, Mempelai Laki-laki dapat menyucikan Anda atau telah menyucikan Anda, murni dan tak bercela. Jika Anda seorang Kristen, Anda telah dipakaikan dengan jubah kemurnian dan kebenaran yang Dia bayarkan bagi Anda di salib Kalvari. Dia sedang memanggil mempelai-Nya untuk pulang.

 

Paulus tidak sendirian menggunakan analogi hubungan pernikahan ini. Nabi Yesaya, yang juga berbicara di bawah pewahyuan Roh, menuliskan:

 

5seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu (Yesaya 62:5).

 

Pertanyaan 2) Ketika Anda memikirkan sebuah upacara pernikahan antara laki-laki dan perempuan, tradisi apakah yang dapat Anda pikirkan yang mungkin melambangkan dan mewakili hubungan antara Tuhan dan gereja-Nya?

 

Salah satu hal pertama yang berbicara tentang persatuan sorgawi ini, dalam sebuah upacara pernikahan adalah pengantin perempuan meninggalkan ayah dan ibunya, dan pasangan baru menjadi satu dengan bertunangan dengannya. Rasul Paulus menulis dalam surat lain mengenai bersatu dengan Kristus saat dia menulis tentang pernikahan:

 

Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat. Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya. (Efesus 5:31-32).

 

Paulus berbicara dalam dua tingkat, tentang hubungan seorang laki-laki dan istrinya, tetapi juga tentang persatuan sorgawi antara Kristus dan pengantin perempuan-Nya, gereja. Dengan cara yang misterius, kita telah dibawa ke dalam kesatuan organik dengan Kristus. Bukankah Dia berkata, “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya.…4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yohanes 15:5;4). Hal kedua yang terlintas dalam pikiran adalah bahwa pengantin perempuan memakai nama terakhir mempelai laki-laki. Kita dikenal sebagai “orang Kristen”, dan Alkitab mengatakan bahwa kita akan memakai nama-Nya di dahi kita (Wahyu 22:4). Nama itu melambangkan sifat Kristus, dan dahi kita juga melambangkan kehidupan pemikiran kita, pikiran kita.

 

Saya bertanya-tanya, Apakah lambang dari cincin di jari? Mungkin, cincin itu berbicara tentang kehidupan kekal, seperti alur sebuah cincin yang tidak memiliki akhir. Dalam perkawinan segala sesuatu yang dimiliki mempelai laki-laki juga milik mempelai perempuan. Dengan cara yang sama, kekayaan-kekayaan sorga diberikan kepada gereja, mempelai Kristus. Yang perlu kita lakukan hanyalah meminta kepada-Nya, karena Dia telah berjanji, “dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak.” (Yohanes 14:13). Dia tidak menahan apapun dari pengantin perempuannya. Alkitab memberitahukan kepada kita “Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh” (2 Petrus 1:3). Pengantin perempuan juga memakai pakaian putih, yang berbicara tentang kemurnian sama seperti mempelai perempuan Kristus pada hari pernikahannya akan mengenakan lenan halus, berkilau-kilauan dan putih bersih:

 

6Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: “Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. 7Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia. 8Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!” (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.) (Wahyu 19:6-8).

 

Pertanyaan 3) Jika keselamatan dan kekekalan benar-benar merupakan sebuah karunia (dan memang demikian), apa yang dimaksud dengan pengantin perempuan telah mempersiapkan dirinya? Bagaimanakah kita mempersiapkan diri?

 

Dapatkah Anda bayangkan bagaimana rasanya bagi Anda yang mengenal Kristus untuk benar-benar ada pada saat itu, untuk menjadi bagian dari kerumunan besar yang meneriakkan haleluya kepada Tuhan? Bayangkan rasanya mengetahui bahwa pertarungan iman sudah berakhir dan Anda akan segera memasuki pesta pernikahan Anak Domba! Bagaimana mungkin seseorang tidak menginginkan hubungan seperti ini dengan Tuhan? Terdengar suara nyaring dari semua suara yang bercampur bunyinya dan terdengar seperti “desau air bah”; Demikian juga, sangat besarlah sukacita umat tebusan-Nya. Betapa bahagianya hari itu kelak! Tidakkah Anda memikirkan sukacita di wajah Tuhan Yesus akan menjadi sangat besar ketika kita memandang Dia pada hari itu. Dia akan melihat Anda seperti Dia melihat hasil dari pekerjaan yang Dia selesaikan di kayu salib bagi umat-Nya. Saya meminjam kata-kata C.H. Spurgeon di sini:

 

Pernikahan Anak Domba adalah hasil dari karunia Bapa yang kekal. Tuhan kita berkata, “Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku.” Doanya adalah, “Aku mau supaya di manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.” Bapa membuat sebuah pemilihan, dan yang terpilih Dia berikan kepada Putra-Nya untuk menjadi bagian-Nya. Demi mereka, Dia masuk ke dalam sebuah Perjanjian Penebusan, dimana Dia dijaminkan pada waktunya untuk menanggung natur mereka pada diri-Nya sendiri, membayar hukuman atas pelanggaran mereka, dan memerdekakan mereka menjadi milik-Nya sendiri.

Yang terkasih, itulah yang diatur dalam dewan kekekalan dan ditetapkan di sana di antara Pihak-pihak yang Terkontrak, dibawa hingga puncak akhirnya pada hari ketika Anak Domba itu membawa kepada diri-Nya dalam persatuan kekal seluruh orang-orang yang telah diberikan Bapa-Nya kepada-Nya dari masa lalu.

 

Selanjutnya - ini adalah penyempurnaan pertunangan, yang terjadi pada mereka masing-masing pada waktunya. Saya tidak akan membuat perbedaan yang rumit. Namun, sejauh yang Anda dan saya perhatikan, Tuhan Yesus mempertunangkan kita masing-masing kepada diri-Nya dalam kebenaran saat pertama kita percaya kepada-Nya. Kemudian Dia membawa kita untuk menjadi milik-Nya dan menyerahkan diri-Nya untuk menjadi milik kita sehingga kita dapat beryanyi – “Kekasihku adalah milikku dan aku adalah milik-Nya.” Inilah inti pernikahan. Paulus, dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, melambangkan Tuhan kita sebagai yang telah menikah dengan Gereja-Nya. Hal ini dapat diilustrasikan oleh kebiasaan Timur, dimana ketika pengantin perempuan bertunangan, semua sakramen pernikahan terlibat dalam mendukung hal tersebut. Namun, mungkin ada jarak waktu yang cukup lama sebelum pengantin perempuan dibawa ke rumah suaminya. Dia tinggal dengan keluarganya yang sedia kala dan belum melupakan keluarga dan rumah ayahnya, meski dia tetap didukung oleh prinsip dan kebenaran. Setelah itu, dia dibawa pulang pada hari yang ditentukan, hari dimana kita menyebutnya pernikahan sebenarnya. Namun, untuk orang-orang Timur, pertunangan adalah inti mendasar dari pernikahan.

 

Rumah Bagi Pasangan yang Baru Menikah

 

Di pesta pernikahan Timur Tengah, juga merupakan tanggung jawab mempelai laki-laki untuk mempersiapkan atau membangun tempat tinggal bagi pasangan tersebut setelah pernikahan.

 

Mari sekarang kita lihat bersama tempat yang telah dipersiapkan Allah kita bagi orang-orang yang mengasihi Dia:

 

1Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi. 2Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. 3Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: “Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.” 4Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu. 5Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!” Dan firman-Nya: “Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar.” 6 Firman-Nya lagi kepadaku: “Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma 7Barangsiapa menang, ia akan memperoleh semuanya ini, dan Aku akan menjadi Allahnya dan ia akan menjadi anak-Ku (Wahyu 21:1-7. Penekanan saya).

 

Kota kudus turun dari atas. Perhatikan bahwa ini bukan sesuatu yang kita bangun di bumi, tetapi sesuatu yang Kristus telah bangun dan turun ke bumi untuk umat-Nya. Bukan Washington Baru atau London Baru, tapi ia adalah Yerusalem Baru, tempat di mana Tuhan telah berjanji untuk tinggal selamanya. Dia mengatakan kepada Salomo bahwa di Yerusalem Ia telah menempatkan nama-Nya untuk selama-lamanya. “mata-Ku dan hati-Ku akan ada di situ sepanjang masa.” (1Raja-raja 9:3). Mungkinkah itu alasannya mengapa musuh-musuh Allah Israel sangat menginginkan Yerusalem? Saya percaya bahwa mereka ingin membasmi nama Allah dari Yerusalem sepenuhnya dan untuk mewujudkan Setan sendiri, Antikristus, untuk duduk bertahta di atas gunung kudus di pusat Yerusalem (2 Tesalonika 2:4).

 

Ayat 2 mengatakan bahwa Yerusalem Baru turun, berhias bagaikan pengantin perempuan. Saya tidak dapat menjelaskan bagian ini; beberapa orang menjelaskan kalimat tersebut dengan mengatakan bahwa kota itu sendiri adalah mempelai perempuan. Mereka yang berpegang pada posisi itu mengingatkan kita bahwa kita sedang dibangun di dalam bait suci sebagai batu hidup: “Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.” (1 Petrus 2:5). Namun, untuk melawan argumen tersebut, Wahyu 21:27 mengatakan bahwa mereka yang namanya tertulis di dalam Kitab Kehidupan Anak Domba akan tinggal di sana, bukan mereka adalah rumah itu! Kita diberitahukan bahwa Tuhan sendiri akan tinggal bersama mereka. Kota ini akan menjadi tempat kediaman kita dan Tuhan sendiri akan tinggal bersama kita. Mari baca apa yang Yohanes tulis dalam Kitab Wahyu:

 

Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba.” 10Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.11Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.12Dan temboknya besar lagi tinggi dan pintu gerbangnya dua belas buah; dan di atas pintu-pintu gerbang itu ada dua belas malaikat dan di atasnya tertulis nama kedua belas suku Israel.13Di sebelah timur terdapat tiga pintu gerbang dan di sebelah utara tiga pintu gerbang dan di sebelah selatan tiga pintu gerbang dan di sebelah barat tiga pintu gerbang.14Dan tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar dan di atasnya tertulis kedua belas nama kedua belas rasul Anak Domba itu. 15Dan ia, yang berkata-kata dengan aku, mempunyai suatu tongkat pengukur dari emas untuk mengukur kota itu serta pintu-pintu gerbangnya dan temboknya. 16Kota itu bentuknya empat persegi, panjangnya sama dengan lebarnya. Dan ia mengukur kota itu dengan tongkat itu: dua belas ribu stadia; panjangnya dan lebarnya dan tingginya sama. 17Lalu ia mengukur temboknya: seratus empat puluh empat hasta, menurut ukuran manusia, yang adalah juga ukuran malaikat.18Tembok itu terbuat dari permata yaspis; dan kota itu sendiri dari emas tulen, bagaikan kaca murni.19Dan dasar-dasar tembok kota itu dihiasi dengan segala jenis permata. Dasar yang pertama batu yaspis, dasar yang kedua batu nilam, dasar yang ketiga batu mirah, dasar yang keempat batu zamrud,20dasar yang kelima batu unam, dasar yang keenam batu sardis, dasar yang ketujuh batu ratna cempaka, yang kedelapan batu beril, yang kesembilan batu krisolit, yang kesepuluh batu krisopras, yang kesebelas batu lazuardi dan yang kedua belas batu kecubung.21Dan kedua belas pintu gerbang itu adalah dua belas mutiara: setiap pintu gerbang terdiri dari satu mutiara dan jalan-jalan kota itu dari emas murni bagaikan kaca bening.22Dan aku tidak melihat Bait Suci di dalamnya; sebab Allah, Tuhan Yang Mahakuasa, adalah Bait Sucinya, demikian juga Anak Domba itu.23Dan kota itu tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya, sebab kemuliaan Allah meneranginya dan Anak Domba itu adalah lampunya. 24Dan bangsa-bangsa akan berjalan di dalam cahayanya dan raja-raja di bumi membawa kekayaan mereka kepadanya; 25dan pintu-pintu gerbangnya tidak akan ditutup pada siang hari, sebab malam tidak akan ada lagi di sana; 26dan kekayaan dan hormat bangsa-bangsa akan dibawa kepadanya.27Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu (Wahyu 21:9-27. Penekanan saya).

 

Pertanyaan 4) Hal apa yang menonjol bagi Anda dalam gambaran rumah yang Tuhan bangun untuk Anda? Mengapa Tuhan Yang Maha Kuasa dan Anak Domba (Kristus) mempersiapkan tempat berdiam di Yerusalem Baru di planet bumi padahal seluruh alam semesta adalah milik-Nya dan dapat dipakai untuk mendirikan takhta-Nya (Ayat 22)?

 

Tembok yang mengitari kota ini setebal 144 hasta. Itu setara dengan 216 kaki. Kita juga diberitahu bahwa ukuran Yerusalem Baru adalah 12.000 stadia yang saat ini memiliki lebar 1.400 mil dan panjang 1.400 mil. Itu adalah wilayah yang membentang dari California ke Pegunungan Appalachian di Amerika Serikat Bagian Timur, dan dari Kanada sampai Meksiko. Tingkat dasar saja hampir dua juta mil persegi. Jangan lupa, jaraknya setinggi lebar dan panjangnya (ayat 16). Jika masing-masing tingkat adalah 12 kaki, itu akan menghasilkan 600.000 tingkat. Miliaran orang akan dapat tinggal di sana dengan luas bermil-mil persegi per orang. Dimensi kota adalah kubus yang sempurna. Di Bait Suci Salomo ada sebuah ruangan yang hanya Imam Besar, setahun sekali, dengan darah kurban binatang yang terbunuh, masuk ke luar tirai tebal yang membuat manusia terpisah dari hadirat Allah. Tirai ini adalah tirai yang terkoyak pada saat kematian korban Kristus di kayu salib (Matius 27:51). Ruangan Tempat Maha Kudus, tempat tinggal Tuhan sendiri, adalah sebuah kubus dua puluh hasta (1 Raja-raja 6:20).

 

Dimensi Yerusalem Baru mencerminkan fakta bahwa Tuhan menginginkan manusia untuk hidup bersama Dia selamanya. Ini adalah gambaran tentang manusia yang diundang ke hadirat Allah dan untuk menikmati persekutuan dengan Dia dan umat-Nya selamanya di tempat Maha Kudus. Betapa indahnya bagi rasul Yohanes, orang yang menuliskan Wahyu, karena Dia melihat namanya sendiri di salah satu batu dasar (Wahyu 21:14). Kita belum tahu bagaimana hidup kita untuk Kristus di dunia ini mampu mempengaruhi orang lain, hanya Tuhan yang tahu, tetapi sangatlah menarik bahwa Yohanes diizinkan melihat bahwa hidupnya telah membuat perbedaan untuk selama-lamanya.

 

Inilah jawaban atas doa Yesus, “supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” (Yohanes 17:21). Yerusalem Baru adalah tempat dimana Kristus menikmati kekekalan dengan mempelai-Nya. Sebuah tempat dimana akan ada kesatuan hati dan pikiran, dimana kita akan hidup bersama Dia sampai selama-lamanya.


dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka. (Wahyu 22:4).

 

Betapa sukacitanya hari itu! Melihat wajah Kristus, memandang keindahan-Nya, dan hidup dalam hubungan dengan Dia. Apakah Anda mulai melihat nilai yang Tuhan tempatkan pada Anda? “Siapakah manusia sehingga Engkau memperhatikannya?” Kata Daud. Betapa istimewanya kita bagi Tuhan, karena Tuhan Yang Maha Kuasa dan Anak-Nya dapat hidup di seluruh di alam semesta, namun Mereka memilih untuk tinggal bersama manusia di Yerusalem Baru. Tidak peduli dimana Anda berada, Tuhan yang Empunya sorga sedang mencari Anda untuk datang ke rumah-Nya dan tinggal bersama Dia selama-lamanya. Undangan itu untuk Anda dan keluarga Anda. Tidak ada yang bisa Anda lakukan untuk mendapatkannya, karena hanya oleh anugerah, perkenanan Tuhan yang sesungguhnya tidak pantas kita dapatkan. Maukah Anda menyerahkan hidupmu kepada-Nya? Dia ingin Anda tahu bahwa sorga adalah rumah kekal Anda.

 

Sebagai penutup, klik pada link di bawah ini, atau masukkan alamat ini ke browser Anda. Anda akan membutuhkan sekitar tujuh menit untuk melihat dan menyembah.

 

http://www.youtube.com/watch?v=qSI4lNTdhgo&feature=related

 

Doa: Bapa, terima kasih telah mengatakan kepadaku tentang kehendak-Mu bagi tujuan kekalku. Ingatkanlah aku setiap hari bahwa Engkau sedang mempersiapkan tempat untuk aku dan bahwa Engkau sedang mempersiapkan aku untuk masuk ke tempat itu - kehidupan yang akan datang. Buat aku siap untuk rumah kekalku bersama Engkau. Amin.

 

Keith Thomas

Email: keiththomas7@gmail.com

Website for free similar studies: www.groupbiblestudy.com

All scripture quotations, unless otherwise indicated, are taken from the Holy Bible, New International Version, Copyright Ó 1973, 1978, 1984 by Biblica, Inc.Ô Used by permission of Zondervan. All rights reserved worldwide.

 

 

bottom of page