top of page

Untuk melihat lebih banyak studi Alkitab dalam bahasa Indonesia, klik di sini.

4. Preparing for Eternity

4. Persiapan untuk Kekekalan

Pada pelajaran terakhir, kita melihat apa yang dialami oleh seseorang saat kematian. Kebanyakan orang mencoba menghindari topik tersebut. J. Kirby Anderson benar saat ia mengatakan, “Kematian adalah yang paling universal dan demokratis dari semua fungsi manusia. Ia menyerang semua orang kapan saja tanpa memandang umur, kelas, suku, ataupun warna kulit.” Kematian memiliki 100% tingkat keberhasilan, namun kebanyakan orang masih menolak untuk mendiskusikan dan memikirkan topik ini. Komentar Woody Allen yang sering dikutip ialah, “Saya tidak takut akan kematian. Saya hanya tidak ingin ada di sana ketika itu terjadi.”

 

Sebanyak apapun kita mencoba menghindarinya, kematian tetap tidak beranjak. Semua orang harus menghadapinya tanpa kecuali. Tidak peduli sebanyak apapun uang yang Anda miliki, atau asuransi apapun yang Anda bawa. Ia hanyalah masalah waktu. Tidak ada yang tahu seberapa banyak waktu yang tersedia. Luar biasanya ialah, sekalipun mengetahui kita tidak dapat menghindarinya, banyak yang akan melakukan apapun untuk tidak memikirkannya, dan banyak orang yang sedikit sekali mempersiapkannya. Sebuah artikel di Boston Globe beberapa waktu yang lalu mendaftarkan orang-orang terkenal yang telah meninggal pada tahun tertentu, mengatakan bahwa mereka telah pergi untuk bergabung dengan “sebagian besar”. Kematian, mungkin kita menyebutnya, adalah kepastian besar, dan mereka yang telah meninggal adalah sebagian besar.

 

Sebuah tulisan di batu nisan menuliskan, “Berhentilah, saat Anda melewatinya, sebagaimana Anda sekarang demikianlah saya dahulu, sebagaimana saya sekarang pastilah Anda juga, jadi persiapkanlah dirimu untuk mengikutiku!” Seseorang menuliskan di bawahnya, “Mengikutimu, saya enggan sampai saya tahu jalan yang Anda lalui!” Terlintas itu benar. Penting sekali untuk mengetahui kemana seseorang akan pergi saat meninggal, namun ketika kita ditunjukkan ke arah yang benar, kita harus mempersiapkan diri kita untuk hal yang terbentang di luar sana.

 

Istri saya, Sandy, dan saya membawa orangtuanya berlibur ke Scotlandia ketika kami masih tinggal di Inggris. Ketika hari mulai gelap, kami harus mencari sebuah hotel di sepanjang jalan. Kami melintasi beberapa gerbang besi tempaan yang bercat hitam dengan sebuah tanda di atasnya, Black Barony Hotel. Kami tidak dapat melihat bangunannya dari luar gerbang, sehingga kami memutuskan untuk memeriksanya. Karena keadaan yang mulai gelap saat itu, dan kondisi gerbang besi tempaan, kami berempat mulai saling bergurau, mengatakan bahwa kami sedang menuju ke menara teror dan mungkin itu adalah sebuah istana angker. Jalan yang berliku-liku di sekitar pepohonan, memberikan kami waktu untuk mengimajinasikan seperti apakah rupa tempat ini. Saya penasaran apakah mereka mungkin memiliki seorang kepala pelayan yang terlihat seperti “Igor” dari film Young Frankenstein. Saya membayangkan wajah Marty Feldman menyambut kami di depan pintu.

 

Setelah kami melewati pepohonan, kami cukup yakin bahwa itu adalah sebuah kastil – sebuah kastil yang sangat besar tanpa ada sebuah mobil pun di parkirannya! Saat kami keluar dari mobil, seorang pria yang amat bungkuk mendekati kami di pintu. Sebenarnya ia pun memiliki sebuah mata yang penasaran juga, sekalipun ia tidak tampak seperti Marty Feldman. Di atasnya, di depan pintu ada kata-kata dalam huruf-huruf yang besar; Bersiaplah untuk Bertemu dengan Allahmu, Amos 4:12, kata-kata yang terdapat dalam Alkitab. Lebih baik lagi! Pria yang menemui kami di pintu memberitahukan bahwa hanya kamilah orang-orang yang menginap di hotel tersebut malam itu; 75 ruangan lainnya kosong. Ternyata, mereka memiliki sebuah tur pesta yang dibatalkan pada menit terakhir! Sandy dan saya malam itu tidur di ranjang berkaki empat yang pernah dipakai oleh King James. (ya, King James ITU, seperti dalam King James Bible.) Ini adalah sebuah pernyataan untuk ketenaran hotel tersebut. Ngomong-ngomong, itu adalah ranjang yang mengerikan, ada sebuah turunan yang besar di tengahnya. Saya yakin itu bukanlah kasur yang sama, tetapi sepertinya sudah ada sejak tahun 1600an! Kami kemudian mengetahui bahwa ayat Alkitab di atas pintu diperuntukkan bagi tentara-tentara yang menggunakan hotel tersebut untuk ditinggali ketika mereka dilatih berperang untuk mempersiapkan mereka menghadapi kekekalan jika mereka kalah dalam peperangan.

 

Merupakan hal yang baik untuk mempersiapkan diri sekarang untuk bertemu dengan Tuhan pada saat itu. Tanda itu menancap di pikiranku: “Bersiaplah untuk Bertemu dengan Allahmu.” Dalam pelajaran ini, kita akan melihat persiapan bagi kematian dan penghakiman serta bagaimana hal itu akan mempengaruhi setiap kita. Kita mungkin tidak ingin memikirkan saat itu, tetapi Alkitab memberitahukan bahwa kita semua perlu memberi pertanggungjawaban di akhir hidup kita ketika Tuhan menentukan bahwa waktu kita telah tiba.

 

27 Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi, (Ibrani 9:27).

 

12Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah (Roma 14:12).

 

Dalam 38 tahun saya mempelajari Alkitab secara mendalam, saya telah sampai pada kesimpulan bahwa ada tiga penghakiman yang dicatat dalam Firman Allah. Yang pertama yang disebutkan pada ayat di atas terjadi pada titik kepergian dari dunia ini. Penghakiman ini menyangkut respon seseorang terhadap penawaran cuma-cuma atas pengampunan dosanya. Orang percaya di dalam Kristus tidak akan dihakimi berdasarkan dosa-dosanya. Dia cukup terjamin dalam karya Yesus baginya di atas salib. Pada saat kematian, mereka yang menaruh imannya dalam karya Penyelamat yang telah selesai di atas salib, roh mereka pergi bersama-sama dengan Allah dan akan kembali dengan Yesus pada saat Kedatangan Kristus yang Kedua Kali: “Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.” (1 Tesalonika 4:14). Ketika mereka percaya dan beriman kepada Kristus, sesuatu terjadi di dalam jiwa mereka – mereka berpindah dari kondisi kematian dan perbudakan kepada iblis kepada memiliki hidup kekal yang diberikan bagi mereka:

 

24Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. (John 5:24 Penekanan saya).

 

Seperti yang kita katakan minggu lalu, orang percaya dipisahkan dari tubuh dagingnya, tetapi ia jauh lebih hidup dan bersama Kristus. Ketika Yesus datang dan pengangkatan serta kebangkitan terjadi, orang percaya diberikan sebuah tubuh yang baru, tubuh kemuliaan yang tidak lagi dikuasai oleh natur dosa yang diwariskan dari Adam. Kita akan melihat pada topik Tubuh Kebangkitan, yakni bagaimana rupanya, pada pelajaran selanjutnya.

 

Penghakiman kedua terjadi pada saat kedatangan Kristus dan merupakan sebuah penghakiman untuk pemberian upah kepada orang percaya. Ini disebut dengan Takhta Pengadilan Bema. Penghakiman ketiga mengenai mereka yang menolak pengampunan cuma-cuma yang Allah tawarkan. Penghakiman ini disebut Penghakiman Besar Takhta Putih dimana semua yang telah melayani dirinya dan setan akan dibuang ke Lautan Api (Wahyu 20:13-15). Kita akan memfokuskan pelajaran hari ini lebih pada persiapan diri kita sebagai orang Kristen bagi takhta pengadilan Kristus.

 

 

Takhta Pengadilan Bema Kristus

 

Pada Kedatangan Kedua Kristus, setelah semua pemberontakan di bumi ditaklukkan, Dia kemudian akan duduk di Takhta Pengadilan Bema, dimana Tuhan sendiri akan duduk dan menghakimi.

 

Bapa tidak menghakimi siapa pun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, (Yohanes 5:22).

 

Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya (Matius 16:27).

 

9Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya. 10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat (2 Korintus 5:9-10).

 

1) Mengenai Apakah Takhta Pengadilan Bema bagi orang percaya? Apa yang Anda pikirkan?

 

Penghakiman ini menyangkut upah orang percaya sebagaimana ia telah menginvestasikan waktu, tenaga, karunia-karunia, talenta-talenta, dan uangnya. Kata Yunani, bēmatos, diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan kata, “Takhta Pengadilan”. Dalam bahasa Yunani umum di Perjanjian Baru, Takhta pengadilan adalah sebuah tempat untuk panggung penghargaan dalam kontes olahraga. Dalam konteks hukum sekuler, kata bēma, secara harfiah berarti, “meletakkan (kakinya) pada”. Ia menandakan sebuah tempat yang lebih tinggi atau panggung, yang merupakan tempat sidang. Saya percaya, di sinilah tempat kita sebagai orang Kristen akan dihakimi, untuk dua hal yang berbeda. 1) Seberapa banyak buah Roh yang ada di dalam hidup kita, yakni keserupaan dengan Kristus atau karakter. 2) Bagaimana kita telah menggunakan sumber daya kita, seperti waktu, tenaga, keahlian dan uang.

Penulis buku dan pembicara seminar, John Bevere, dalam bukunya Driven by Eternity, menuliskan:

 

Setiap angka terbatas dibagi dengan, atau dibandingkan kepada, angka tak terbatas adalah nol. Tidak peduli berapa lama Anda hidup di dunia. Bahkan jika Anda mencapai 150 tahun sebelum meninggal; hidup kita di dunia adalah nol dibandingkan dengan kekekalan. Artinya, sebagai orang-orang percaya dalam Kristus, segala sesuatu yang kita lakukan dalam jendela waktu yang nol akan menentukan bagaimana kita menghabiskan kekekalan. Ingatlah, dimana kita menghabiskan kekekalan ditentukan oleh apa yang kita lakukan terhadap salib Kristus dan anugerah penyelamatan-Nya, tetapi bagaimana kita akan hidup selama-lamanya dalam kerajaan-Nya ditentukan oleh cara kita hidup di sini sebagai orang-orang percaya.

 

Beberapa saat kemudian dalam pelajaran kita, akan lebih berfokus pada upah terhadap karakter yang serupa dengan Kristus. Untuk sekarang, mari kita berfokus pada apa yang sedang kita bangun dengan hidup kita, yakni bagaimana kita menggunakan waktu, tenaga, karunia-karunia, talenta-talenta dan uang kita.

 

Investasi Kita dalam Kerajaan Allah

 

10Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. 11Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. 12Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, 13sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. 14Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. 15Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api. (1 Korintus 3:10-15).

 

Dalam ayat kesepuluh, Paulus mengatakan bahwa tiap-tiap kita sedang membangun sesuatu dengan hidup kita. Dia mengingatkan setiap kita untuk memperhatikan bagaimana kita membangunnya. Segala jerih payah dalam Kerajaan Allah dibangun di atas dasar hubungan intim dengan Kristus Yesus. Segala perbuatan baik hanyalah kayu, rumput kering dan jerami. Kualitas dari bahan-bahan bangunan bergantung pada motivasi melakukan perbuatan itu. Ada beberapa hal signifikan tentang hal itu. Yang pertama adalah di hadapan Kristus, segala motivasi dan semua perbuatan akan dibukakan.

 

Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan. (Lukas 8:17).


Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab. (Ibrani 4:13).

 

Lagi, John Bevere menulis:

 

Banyak orang memiliki pemikiran yang salah bahwa segala penghakiman di masa depan dihapuskan oleh keselamatan mereka. Memang, darah Yesus menyucikan kita dari dosa-dosa yang akan menjauhkan kita dari kerajaan-Nya, namun itu tidak mengecualikan kita dari penghakiman atas bagaimana kita menjalani hidup kita sebagai orang percaya, entahkah baik atau buruk.

 

Akhirnya, segala sesuatu akan diketahui. Segala sesuatu akan disingkapkan. Kita akan menemukan rahasia-rahasia terbesar dari hidup ini. Tidak ada yang akan disembunyikan. Jangan menanggapi hal ini dengan negatif, sebab ada perbuatan-perbuatan baik yang kita lakukan dengan tersembunyi di hadapan manusia, tetapi Tuhan telah melihat kerinduan dan motivasi dari hati kita dan mengupahinya dengan terbuka. Akan ada orang-orang lain yang tidak memiliki ketenaran, namun yang diam-diam berjerih lelah di beberapa pedalaman hutan di tempat dimana usaha mereka telah menjadi sesuatu yang manis bagi Tuhan kita. Beberapa dari Anda telah memberi dengan murah hari dan berkorban untuk memperhatikan orang-orang miskin dan melakukannya untuk Tuhan saja sehingga Anda menyembunyikannya dari manusia. “…Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu” (Matius 6:18).


Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya (Matius 10:42).

 

Tuhan melihat segala sesuatu yang kita pernah lakukan bagi-Nya, dan tidak ada yang luput dari perhatian-Nya. Harinya akan tiba dimana kita akan menerima warisan yang diberikan bagi kita dalam Kristus sebelum permulaan zaman.

 

34Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.35Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; 36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. 37Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? 38Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? 39Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? 40Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku (Matius 25:34-40).

 

2) Menurut Anda apa yang Yesus pikirkan saat Dia berkata, “sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku?” Siapakah yang akan menjadi yang paling hina?

 

Saya menemukan sangatlah menarik bahwa orang-orang percaya telah melupakan perbuatan baik yang telah mereka lakukan, tetapi Tuhan tidak melupakannya. Dia mencatat setiap perbuatan baik, dan Dia akan memberikan upah secara terang-terangan pada saat Takhta Pengadilan Kristus. Siapakah yang Dia maksudkan dengan menyebut beberapa saudara-Nya yang paling hina? Saya pikir mereka adalah orang-orang di sekitar kita yang paling tidak diperhatikan. Mungkin, mereka adalah orang-orang yang tidak dapat menolong dirinya sendiri, mereka yang sakit, atau dalam penjara. Sesungguhnya Dia dekat dengan mereka yang miskin dalam hal-hal dunia, mereka yang asing bagi kita, mereka yang terikat oleh agama yang menekankan pada usaha. Dia ingin memakai kita untuk memerdekakan mereka, mengunjungi mereka, memberi mereka makan – bukan hanya roti dan air tetapi juga Roti Hidup (Yohanes 6:35).

 

Upah dari Keserupaan dengan Kristus

 

Persiapan bagi kekekalan hanya dapat terjadi saat kita ada di bumi ini karena kita lulus menuju kekekalan dengan karakter yang kita miliki saat kematian. Saya percaya bahwa “posisi” atau “peringkat” kita di sorga bergantung pada seberapa banyak sifat kepelayanan Kristus yang sudah kita demonstrasikan ketika di bumi. Di tingkat apakah dari karakter Kristus yang telah terberkas dari hidupmu ketika di bumi, itulah yang akan menjadi tingkatan upahmu di kekekalan. Kata character digunakan pertama sekali untuk menggambarkan cetakan di kertas pada surat-surat dari percetakan. Tuhan telah berupaya untuk mencetak secara ilahi natur dan karakter Kristus jauh ke dalam jiwamu untuk dibaca orang lain.

 

Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar. (2 Korintus 3:18).

Ketika kita datang kepada Kristus, roh kita diperbaharui atau dihidupkan dari kondisi kematian akibat keterpisahan dari Allah (Efesus 2:1,5), tetapi masih ada pekerjaan yang perlu terjadi di jiwa kita – pikiran, kehendak, hati nurani dan emosi-emosi kita. Tuhan ingin memperbaharui dan merubah bagian dalam diri kita saat kita merenungkan Firman-Nya dan taat kepada Roh-Nya. Raja Daud menyatakannya dengan baik dalam Mazmur Gembala: “Ia menyegarkan jiwaku” (Mazmur 23:3). Petrus dalam suratnya yang pertama menuliskan: “karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu” (1 Petrus 1:9). Pikiran, kehendak dan emosi-emosi kita ditundukkan kepada kuasa dan kepemimpinan Roh Allah. Karakter adalah tujuan dari iman kita. Kita akan diupahi sesuai dengan seberapa banyak karakter Kristus di dalam kita.

 

Dictionary.com mendefinisikan kata character sebagai: “kumpulan ciri-ciri dan sifat-sifat yang membentuk natur perorangan dari beberapa orang atau benda.” Kita diubahkan hari ke hari di area jiwa dan roh kita melalui setiap kejadian yang kita alami. Segala sesuatu dalam hidup ini adalah sebuah ujian bagi karakter kita, dan karakter seseorang diukur secara tepat melalui reaksi-reaksinya terhadap ketidakadilan hidup. Reputasi bukanlah karakter. Reputasi adalah apa yang manusia pikirkan mengenai Anda; karakter adalah apa yang Tuhan tahu mengenai Anda. Jika kita menanggapi dalam ketaatan kepada Roh Kristus dalam setiap situasi yang kita temui, kita akan dijadikan semakin serupa dengan gambar dan rupa Kristus. Jika Anda adalah orang Kristen, Anda ditentukan Allah untuk dijadikan perwakilan Yesus Kristus.

 

28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. 29 Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. (Roma 8:28-29, Penekanan saya).

 

3) Situasi-situasi apakah yang telah Tuhan kerjakan bagi kebaikan hidupmu, untuk membentuk karakter Anda dalam persiapan bagi kekekalan?

 

Tuhan memilih dan menetapkan Anda sejak semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya. Kita dapat saja melewati ayat ini tanpa memikirkan implikasi yang ingin diajarkan Roh Kudus bagi kita. Kita tidak dapat menyalahkan Tuhan atas hal-hal buruk yang terjadi dalam perjalanan hidup kita. Kadang kala, hal-hal ini terjadi akibat pilihan-pilihan kita. Yang Tuhan katakan ialah bahwa Dia akan memakai setiap situasi untuk mendatangkan kebaikan bagi hidup kita jika kita terbuka dengan pengajaran dan pimpinan Roh-Nya. Hal yang mengagumkan ialah bahwa Allah telah melihat akhirnya sejak awalnya. Setiap kita ada di hati-Nya sebelum dunia dijadikan. Dia memilih dan menetapkan Anda sejak semula untuk dibentuk dan dijadikan seseorang yang serupa dengan Anak-Nya. “Mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya.” (Mazmur 139:16). Alkitab The Message menerjemahkan ayat ini demikian, “Seumpama buku yang terbuka, Engkau melihatku bertumbuh dari pembuahan hingga kelahiran; seluruh tahapan hidupku terbentang di hadapan-Mu, seluruh hari-hari hidupku dipersiapkan sebelum aku menjalani satu pun daripadanya.” Pekerjaan Tuhan dalam dunia ini adalah untuk mempersiapkan Anda bagi kekekalan.

 

Karakter di dunia akan menunjukkan kepemilikan abadi di dunia yang akan datang” (J.C. Ryle). Jika Anda ingin menjadi hebat di mata Tuhan, bagaimanakah Anda menanggapi keadaan-keadaan sulit yang terjadi dalam hidupmu? Apakah Anda sudah siap dan dipersiapkan untuk menjumpai Allahmu? Seberapa banyak dari karakter-Nya yang akan Anda pancarkan saat itu?

 

Sebuah buku yang sangat populer beberapa tahun lalu yang saya baca adalah 7 Habits of Highly Effective People karangan Stephen Covey. Salah satu kebiasaan terutama dari orang efektif ialah Memulai Dengan Memandang Akhirnya. Apa yang Anda ingin hasilkan dari hidup Anda? Apa yang Anda ingin Yesus katakan saat Anda berdiri di hadapan-Nya hari itu? Dia akan katakan kepada banyak orang, “Baik sekali perbuatanmu, hai hamba-Ku yang baik dan setia,” namun untuk hal apakah Anda ingin Dia mengatakannya? Jika Anda ingin menjadi efektif dengan hidupmu dan meninggalkan dunia ini lebih baik dari sebelumnya, maka sangatlah bijaksana untuk berhenti dan bertanya pada dirimu, perbedaan apakah yang Anda lakukan dengan hidupmu? Apakah perbedaan tersebut hanya bertahan pada kehidupan ini, ataukah merupakan sesuatu yang kekal? Apakah Anda berjerih lelah untuk upah yang sementara atas keahlian-keahlian, waktu, tenaga, dan uang yang Anda habiskan, ataukah untuk upah-upah yang kekal? 19“Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. 20"Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.” (Matius 6:19-20).

 

4) Menurut Anda, hal-hal apakah yang dapat Anda kumpulkan dan bawa ke Sorga?

 

Saya yakin, ini bukanlah sebuah daftar lengkap, namun ada tiga hal yang muncul dalam pikiran saya.

 

1) Orang lain yang kita tolong selama hidup.

2) Hal-hal yang telah kita pelajari, seperti Firman Tuhan yang tercetak di dalam hati kita.

3) Karakter Kristus yang tercetak di dalam roh kita.

 

Investasi Rohani

 

Sekarang, kembali pikirkan apa yang sedang kita bangun dengan waktu, tenaga, talenta, dan uang kita. Ada sebuah perumpamaan yang Yesus ajarkan dalam Lukas 19:11-27. Sebuah kisah mengenai seorang bangsawan yang melakukan perjalanan yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja. Sebelum dia pergi, karena mengetahui ada satu jangka waktu sebelum dia kembali, maka dia memberikan sepuluh hambanya masing-masing orang sejumlah uang, satu mina, yang setara dengan upah tiga bulan seorang pekerja. Dia memberitahukan mereka untuk berdagang, mengusahakan uang tersebut, sampai bangsawan itu kembali. Kata Yunani yang diterjemahkan ke dalam frasa “usahakanlah uang ini” (NIV) atau “mempergunakan” (KJV) adalah pragmateuomai. Artinya berbisnis, menginvestasikan, atau berdagang dengan maksud untuk mendapatkan laba dari investasi. Menarik sekali bahwa kita mendapatkan kata pragmatic dari bahasa Yunani ini. Pragmatic berarti menangani sesuatu dengan bijaksana dan realistis. Kita perlu untuk duduk dan merenungkan cara-cara menginvestasikan sumber-sumber kita secara pragmatis agar mendapatkan hasil yang maksimal bagi kerajaan Allah.

 

Mengenali karakter bangsawan kita, Raja Yesus, kita seharusnya bekerja dan berinvestasi terhadap hal-hal yang ada di hati-Nya. Hal-hal yang Dia sangat pedulikan ialah manusia – kita harus memiliki hati bagi sesama jika kita ingin membangun dengan emas, perak, dan batu-batu berharga. Dalam perumpamaan, hamba yang pertama menginvestasikan dan mengusahakan uang tuannya dan menghasilkan sepuluh mina dari satu mina miliknya. Tanggapan sang bangsawan bagi hambanya bukan saja memintanya menyimpan sepuluh mina tersebut namun juga menghadiahkannya sepuluh kota. Perbedaan yang besar sekali antara yang diinvestasikan dengan yang dihadiahkan bagi sang pekerja.

 

Secara pribadi, saya berpikir kota-kota adalah bahasa kiasan untuk menolong kita mengerti bahwa hal yang kita lakukan bagi Kristus dalam dunia yang berdosa ini, seperti bagaimana kita mempedulikan orang-orang yang Dia pedulikan, suatu saat akan ada perbedaan yang sangat besar antara apa yang kita investasikan dan upah luar biasa yang Dia berikan pada Hari itu. Saya tidak tahu seperti apakah upah tersebut, namun saya dapat menunggu untuk mengetahuinya. Kewajiban Anda dan saya terhadap Tuan Agung kita ialah untuk memakai karakter, waktu, tenaga dan sumber daya kita ke dalam Kerajaan-Nya. Sebagai orang-orang Kristen, kita adalah orang-orang asing dan peziarah dalam dunia ini.

 

Sekali lagi, jika Anda telah menaruh imanmu dan sepenuhnya percaya kepada Kristus, Anda akan masuk ke dalam kerajaan kekal. Posisi Anda dalam Kerajaan Allah tidak bergantung pada hasil usahamu, tetapi barangsiapa yang sepenuhnya percaya bahwa ada sebuah kerajaan kekal, mengapakah kita tidak dapat benar-benar menginvestasikan sumber daya kita kepada orang-orang yang Dia ingin jangkau ketika kita masih memiliki waktu untuk berinvestasi?

 

Doa: Bapa, sadarkan kami bahwa setiap hari adalah sebuah persiapan bagi kekekalan. Tolong kami untuk terbuka dengan cara-cara yang Engkau ingin ajarkan dan persiapkan kami bagi hari tersebut. Terima kasih untuk menjaga kami hingga hari tersebut tiba. Amin.

 

Keith Thomas.

Email: keiththomas7@gmail.com

Website: www.groupbiblestudy.com

bottom of page