top of page

Untuk melihat lebih banyak studi Alkitab dalam bahasa Indonesia, klik di sini.

1. The Word Was God

1. Firman itu adalah Allah

Yohanes 1:1-18

Injil Menurut Yohanes

 

Pendahuluan

 

Pada Transfigurasi Yesus di Matius 17, Allah Bapa berbicara kepada tiga orang murid yang sedang bersama-sama dengan Kristus, “Inilah Anak-Ku yang kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia!” (Matius 17:5). Kemudian dalam Amanat Agung, Yesus memerintahkan para murid-murid-Nya untuk mengajar semua bangsa untuk melakukan segala sesuatu yang Dia perintahkan kepada mereka (Matius 28:20). Jika ada suatu waktu yang dibutuhkan gereja untuk mendengarkan firman Kristus, maka saatnya adalah hari ini. Kita perlu mendengar firman Kristus di dunia kita yang penuh dosa.

 

Ketika saya mempertimbangkan mengenai keempat kitab Injil, saya pikir sangat menikmati membaca kesaksian dari Rasul Yohanes. Kesaksian Yohanes tentang Yesus adalah favorit saya dari keempat Injil. Dia bukan hanya seorang nelayan komersial seperti saya, tetapi juga dia telah memberi kita pandangan yang indah tentang siapa Yesus sebenarnya. Catatan Yohanes bersifat sangat pribadi dan intim. Injilnya agak berbeda dengan ketiga Injil lainnya. Yohanes mengarahkan perhatian kita, lagi dan lagi, kepada pertanyaan, “Siapakah Yesus itu?” Secara pribadi, saya suka mengajar kitab Yohanes karena penekanan khusus ini. Tiga Injil pertama lebih berfokus pada karya dan pengajaran Yesus. Yohanes menyorot pada karakter dan identitas Yesus yang sebenarnya, memanggil kita untuk melihat lebih dekat pada Siapa Yesus.

 

Ada kemungkinan bahwa Yohanes sudah membaca apa yang ditulis oleh penulis Injil lain tentang Yesus karena sebagian besar komentator percaya bahwa Injil Yohanes berasal dari sekitar tahun 90 Masehi. Yohanes tidak menyertakan peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan Yesus, seperti kelahiran-Nya, baptisan, pencobaan di padang gurun, penderitaan di Getsemani, kenaikan, perlawanan setan, dan perumpamaan-perumpamaan. Yohanes memasukkan beberapa hal yang belum disebutkan oleh yang lain, seperti kesempatan ketika Yesus mengubah air menjadi anggur, yang dianggap sebagai mukjizat pertama Yesus (Yohanes 2:1-11); kunjungan Nikodemus untuk melihat Kristus, dan percakapan tentang perlunya kelahiran baru (Yohanes 3:1-21).

 

Yohanes memperlihatkan kepada kita penyembuhan putra seorang perwira di Kapernaum (Yohanes 4:46-54), penyembuhan orang lumpuh di kolam Betesda (Yohanes 5:1-9), penyembuhan orang yang dilahirkan buta (Yohanes 9:1-7), kebangkitan Lazarus (Yohanes 11:38-44), dan pembasuhan kaki para murid (13:1-17). Yohanes juga memasukkan pengajaran tentang kedatangan Roh Kudus, menggambarkan Penghibur dan Yang menyertai kita (Yohanes 14-17), serta mukjizat kedua tentang ikan yang ditangkap setelah kebangkitan Kristus (Yohanes 21: 4-6)

 

Injil Yohanes ditulis dengan suatu tujuan. Tujuan utamanya adalah untuk menunjukkan Yesus sebagai Anak Allah, datang dalam daging, dan bahwa Dia adalah Mesias yang dijanjikan. (Kata Kristus adalah terjemahan dari kata Ibrani untuk Mesias). Ayat kunci kitab ini ditemukan di bagian akhir kitab:

 

tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya. (Yohanes 20:31)

 

Ini akan menjadi fokus kita ketika kita melangkah maju mempelajari kitab ini dan membenamkan diri dalam pribadi Kristus. Keinginan kita adalah mengenal Kristus dan mengambil bagian dari karunia hidup kekal-Nya.

 

Pertanyaan 1) Jika Anda baru memulai sebagai sebuah kelompok, perkenalkan diri Anda secara singkat dan jawablah pertanyaan ini: Apakah sinyal pribadi yang biasa Anda gunakan untuk berkomunikasi dengan seseorang di keluarga Anda, misalnya, ekspresi-ekspresi wajah atau gerakan-gerakan fisik? Bagaimanakah orang tua Anda berkomunikasi dengan Anda tanpa menggunakan kata-kata?

 

Allah, Sang Komunikator

 

Komunikasi adalah hal yang indah dan penting, tetapi masalah dalam komunikasi dapat membawa hasil yang buruk atau bahkan lucu. Ada lebih dari satu cara untuk mengkomunikasikan sebuah ide, yang menjadi sangat jelas ketika kita berpindah dari satu negara ke negara lain. Ketika saya pertama kali datang ke Amerika dari Inggris, saya memiliki sejumlah masalah komunikasi. Salah satunya terjadi ketika saya tinggal di rumah pasangan bernama Gene dan Alice. Gene berencana bangun pada Sabtu pagi untuk memotong kayu seperti kebiasaannya di musim dingin. Saya berpikir bahwa saya akan membantunya, jadi saya menulis sebuah catatan dan menempelkannya di pintu. Catatan itu berbunyi, “Jika Anda membutuhkan saya di pagi hari, cukup ketuk (pintu) saya!” (Saya menemukan kemudian bahwa ini berarti sesuatu yang sama sekali berbeda di Amerika.) Mereka semua tertawa terbahak-bahak atas kelakuan saya keesokan harinya. (yang dalam arti mereka, “pukul saya”). Terkadang, kita harus belajar dari kesalahan kita dalam berkomunikasi dengan orang lain.

 

Pada bagian awal kitab Yohanes, kita melihat bahwa Allah Bapa sangat memperhatikan komunikasi-Nya. Dia sedemikian rindu untuk berkomunikasi dengan kita sehingga kita dapat sepenuhnya mengerti bahwa Dia mengutus Anak Tunggal-Nya untuk menunjukkan jalan ke rumah-Nya (Yohanes 14:5-6). Dia benar-benar merasakan kesakitan untuk menunjukkan jalan menuju kehidupan kekal. Untuk berkomunikasi, Tuhan tidak mengirim malaikat. Dia mengutus Anak-Nya dalam rupa manusia untuk menyampaikan pesan-Nya kepada kita. Komunikasi ini sangat mahal bagi-Nya, yaitu untuk menyaksikan Anak-Nya dibunuh secara brutal. Kita bisa memparafrase beberapa kata pertama dengan mengatakan, “Pada mulanya adalah komunikasi.”

 

Betapa pemurahnya Tuhan kita! Firman Allah yang Hidup, Putra-Nya sendiri, rindu untuk berkomunikasi dengan Anda dan saya. Pikiran itu sendiri seharusnya mendorong kita untuk menghabiskan lebih banyak waktu dalam doa dan mempraktikkan kedekatan hubungan dengan-Nya. Tepat pada awal Injilnya, Yohanes menunjukkan dengan sangat jelas tentang siapa Kristus itu - kedatangan Tuhan untuk manusia, tidak hanya untuk menunjukkan kita jalan pulang tetapi juga menjadi Jalan itu sendiri, memberikan hidup-Nya supaya manusia itu dapat diperbarui dan dilahirkan lagi atau lahir dari atas (Yohanes 3:3). Dia mengatakan kepada kita bahwa mereka yang menerima Dia dilahirkan dari Allah (Yohanes 1:12-13). Mari selami untuk memahami apa yang dikatakan Yohanes tentang siapa Yesus.

 

Identitas Yesus sebagai Sang Pencipta

 

1Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. 2Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. 3Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. (Yohanes 1:1-3).

 

Pertanyaan 2) Pada awal Injilnya, Yohanes menulis bahwa Yesus ada di sana pada mulanya, tetapi apa yang ia maksud dengan “permulaan,” yaitu di awal dari apa?

 

Yohanes tidak memulai dengan kelahiran Yesus atau hidup-Nya dengan ibunya; Dia memulainya dengan pra-eksistensi Kristus. Pemikiran Yohanes adalah menarik kita dari awal Injilnya dengan fakta tentang siapa Yesus sebenarnya. Hampir tampak bahwa Yohanes dengan digerakkan oleh Roh Kudus, ingin menulis sesuatu yang berbeda dari Matius, yang memulai Injilnya dengan membuktikan bahwa Yesus adalah anak Daud, anak Abraham (Matius 1:1-18). Lukas memulai Injilnya dengan fakta bahwa Yesus adalah anak Adam (Lukas 3:23-38). Yohanes langsung menuju intinya, menegaskan keilahian Yesus dengan pernyataan yang mirip dengan Kejadian 1:1, “Pada mulanya Allah….”

 

Yohanes menulis, “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah” (Yohanes 1:1-2). Yesus bukan hanya dari awal, tetapi Ia ialah “pada mulanya.” Dia adalah kekal dalam hal bahwa Dia ada sebelum semua ciptaan dan tidak memiliki permulaan dan tidak akan berakhir (Ibrani 7:3). Ini juga memberitahu kita bahwa Yesus tidak “di dalam” Allah, Dia ada dan bersama-sama dengan Allah (ay. 2), yang berarti bahwa Dia memiliki kepribadian yang terpisah. Allah yang satu memiliki tiga kepribadian yang berbeda, namun Firman itu adalah Allah. Dia bukan seorang Allah, seperti yang dipercayai beberapa orang; Firman, Yesus, adalah Allah. Yesus tidak datang hanya untuk menyatakan Allah; Dia datang seperti dinyatakan Allah.

 

Di ayat satu, kita melihat bahwa Firman itu adalah sebutan dari Tuhan Yesus. Kata Yunaninya adalah Logos, yang berarti ekspresi sebuah pemikiran. Melalui kata-kata, pikiran diartikulasikan. Pikiran dibawa ke alam panca indra melalui kata-kata. Logos adalah Tuhan yang mengekspresikan atau mengkomunikasikan diri-Nya. Alkitab memberi tahu kita dengan jelas bahwa yang dimaksud dengan sebutan Firman Allah pada kenyataannya adalah Yesus. Ayat di bawah memberi tahu kita tentang kapan Kristus akan berkuasa di akhir zaman. Catatlah nama-Nya secara khusus:

 

11Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: “Yang Setia dan Yang Benar”, Ia menghakimi dan berperang dengan adil. 12Dan mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas kepala-Nya terdapat banyak mahkota dan pada-Nya ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui seorangpun, kecuali Ia sendiri.13Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: “Firman Allah.” (Wahyu 19:11-13)

 

Mengapa Ia disebut “Firman?” Di bagian lain, Kristus disebut Alfa dan Omega (Wahyu 22:13), awal dan akhir alfabet dalam bahasa Yunani. Bentuk bahasa pilihan Allah adalah pribadi Anak-Nya. Kitab Suci menyatakan dengan jelas bahwa Yesus adalah Allah dan bereksistensi sepenuhnya dengan Bapa dan Roh Kudus. Kristus, pada kenyataannya, adalah agen penciptaan segala sesuatu: “Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.”(Yohanes 1:3). Di bawah inspirasi Roh Kudus, Paulus menulis kepada jemaat di Kolose, ia mengatakan sesuatu yang serupa, dengan pemikiran lebih jauh:

 

16karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. 17Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia (Kolose 1:16-17).

 

Dia bukan hanya menciptakan segala sesuatu tetapi juga setiap sub atom, atom, dan molekul dari seluruh alam semesta yang diciptakan disatukan oleh kuasa Kristus. R. Kent Hughes menulis tentang hal ini:

 

Ada sekitar 100 miliar bintang di rata-rata galaksi, dan setidaknya ada seratus juta galaksi di ruang angkasa yang diketahui. Einstein percaya bahwa kita telah menangkap dengan teleskop terbesar kita hanya seluas satu miliar ruang teoritis, dan ia membuat pengamatan ini lebih dari enam dekade yang lalu. Ini berarti bahwa mungkin ada sesuatu seperti 10.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000 bintang dalam ruang (sepuluh oktiliun). Berapa banyak itu? 1.000 ribu = satu juta; 1.000 juta = satu miliar; 1.000 miliar = satu triliun; 1.000 triliun = satu kuadriliun; 1.000 kuadriliun = satu kuintiliun; 1.000 kuintiliun = satu sektiliun; 1.000 sektiliun = satu septiliun; 1.000 septiliun = satu oktiliun. Jadi sepuluh oktiliun adalah sepuluh dengan dua puluh tujuh nol di belakangnya. Dan Yesus menciptakan semuanya! Bukan hanya Dia Pencipta makrokosmos alam semesta tetapi juga mikrokosmos di alam semesta pada bagian dalam atom. Teks dalam Kolose menjelaskan bahwa Dia memegang atom dan alam semesta dalam dan luarnya bersama-sama (“segala sesuatu ada di dalam Dia”).

 

Pencipta yang kekal berbicara tentang dunia menjadi ada melalui Firman Allah - Tuhan Yesus. Delapan kali dalam Kitab Kejadian, pasal satu, kita membaca kata-kata, “Berfirmanlah Allah”. Setiap hari dalam penciptaan, Tuhan berbicara dan ciptaan itu terwujud, demikianlah kuasa Tuhan Yesus. Pemikiran bahwa Dia ada di awal penciptaan dan bahwa melalui Dia segala sesuatu diciptakan muncul di dua bagian lain selain dari dua rujukan di atas. Paulus menulis kepada jemaat di Efesus, “Allah… menciptakan segala sesuatu melalui Yesus Kristus” (Efesus 3:9). Kemudian lagi, dalam kitab Ibrani, penulis menyatakan bahwa Allah, “…pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta” (Ibrani 1:2).

 

Dia Datang untuk Menerangi Kegelapan Kita dengan Kehidupan-Nya

 

4Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. 5Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. (Yohanes 1:4-5).

 

Tuhan melihat kegelapan batin kita, yakni roh/jiwa kita, dan datang untuk menerangi kita. Sebelum kita datang kepada Kristus, sifat batin kita, roh kita, gelap dan mati karena dosa. Allah telah memperingatkan Adam di Taman Eden bahwa hari ia memilih untuk mendengarkan ular daripada mendengarkan dan menaati Allah adalah hari di mana ia dan semua keturunannya pasti akan mati (Kejadian 2:17). Setiap orang yang lahir ke dunia adalah mati sejak ia dilahirkan. Perhatikanlah surat Paulus kepada jemaat di Efesus:

 

1Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. 2Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. 3Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain. 4Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, 5telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita--oleh kasih karunia kamu diselamatkan 6dan di dalam Kristus Yesus, Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, 7supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. 8Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, 9itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. 10Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. (Efesus 2:1-10)

 

Kedua ayat 1 dan 5 berbicara tentang semua yang mati sebelum mereka bertemu Tuhan Yesus dan menerima impartasi kehidupan-Nya. Kata Yunani, Zōē, adalah kata yang diterjemahkan dengan hidup dalam bagian Injil Yohanes yang sedang kita pelajari (Yohanes 1:4). Kita mendapatkan kata yang sama di kemudian hari dalam Yohanes 10, di mana Yesus berkata, “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” (Yohanes 10:10). Inilah yang dikatakan oleh Key Word Bible mengenai kata Yunani ini:

 

Zōē adalah istilah yang agak metafisik, yang menunjukkan kekuatan kehidupan itu sendiri, prinsip penting yang menjiwai makhluk hidup. Dalam Perjanjian Baru, kata ini paling sering digunakan dalam kaitannya dengan kehidupan kekal. Hidup ini adalah kehidupan Tuhan yang mana orang-orang beriman menjadi bagian di dalamnya.

 

Pertanyaan 3) Bagaimanakah impartasi kehidupan dan terang ini diberikan kepada laki-laki, perempuan, atau anak-anak?

 

Yohanes memberi tahu kita bahwa Kristus adalah terang sejati yang memberi terang kepada setiap manusia (Yohanes 1:9). J.C. Ryle memiliki komentar hebat tentang Kristus sebagai Terang Dunia:

 

Kristus adalah jiwa manusia sebagaimana matahari bagi dunia. Dia adalah pusat dan sumber dari semua cahaya spiritual. Seperti matahari, Dia bersinar untuk kepentingan umum seluruh umat manusia, untuk yang tinggi dan rendah, untuk orang kaya dan miskin, untuk orang Yahudi dan untuk orang bukan Yahudi. Seperti matahari, Ia diberikan cuma-cuma untuk semua. Semua orang mungkin memandang Dia dan menjadi sehat dari cahaya-Nya. Jika jutaan umat manusia cukup gila untuk tinggal di gua bawah tanah atau membalut mata mereka, kegelapan mereka akan menjadi kesalahan mereka sendiri dan bukan kesalahan matahari. Demikian juga, jika jutaan laki-laki dan perempuan mencintai kegelapan rohani daripada terang, kesalahan terletak pada hati mereka yang buta. Namun, apakah manusia akan melihatnya atau tidak, Kristus adalah matahari yang benar dan Terang Dunia. Tidak ada terang bagi orang berdosa kecuali di dalam Tuhan Yesus.

 

Terang Sejati yang Menyinari Setiap Manusia

 

6Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; 7ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. 8Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. 9Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. 10Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. 11Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. (Yohanes 1:6-11)

 

Allah mengutus Yohanes Pembaptis untuk bersaksi tentang kedatangan Kristus Sang Pencipta ke dunia, namun banyak dari ahli-ahli agama tidak menerima kesaksian-Nya. Yohanes bukanlah terang itu; dia datang sebagai saksi terhadap Terang Kristus. Rasul Paulus menulis kepada jemaat di Kolose, dengan mengatakan bahwa segala sesuatu “diciptakan oleh Dia [Yesus] dan untuk Dia” (Kolose 1:16). Namun, Yohanes memberi tahu kita di ayat sepuluh bahwa umat-Nya yang diciptakan tidak menerima Dia. Bahkan saudara-saudara-Nya sendiri menurut daging, yaitu para kaum elit agama Yahudi yang memegang kendali, tidak mengenal Dia atau menerima Dia (Yohanes 1:11). Banyak yang dibutakan oleh para pemimpin agama mereka untuk menolak pribadi Mesias, tetapi hal ini telah diprediksi oleh Bapa. Dia mengutus orang-orang Yahudi yang telah menerima Dia untuk pergi melampaui bangsa mereka sendiri kepada bangsa-bangsa lain, yang telah ditambahkan ke Tubuh Kristus, yakni mereka yang terpanggil (Gereja):

 

12Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; 13orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. 14Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. (Yohanes 1:12-14).

 

Karunia dan impartasi kehidupan kekal ditransmisikan kepada seseorang ketika mereka percaya. Allah telah menjadikan penerimaan kehidupan kekal sedemikian sederhana sehingga bahkan seorang anak pun dapat menerima Dia. Karunia kehidupan ini tidak bergantung pada pengetahuan kita tentang semua fakta melainkan tergantung pada sikap hati kita untuk menyerahkan hidup kita kepada Kristus, mengetahui bahwa, tanpa Dia, tidak ada kehidupan kekal (1 Yohanes 5:10). Sebenarnya, jika kita tidak menerima Kristus seperti seorang anak kecil, kita tidak akan masuk ke dalam kehidupan kekal (Markus 10:15).

 

Menerima Kristus dan dilahirkan kembali, yakni dilahirkan dari Allah, tidak terjadi dengan pergi ke gereja. Rasul Yohanes mengatakan itu tidak terjadi dengan dilahirkan dalam keluarga Kristen; itu “bukan dari darah dan daging” (ayat 13). Seseorang mengatakan bahwa Allah tidak memiliki cucu. Maksudnya adalah bahwa kita masing-masing tidak dapat masuk ke dalam kerajaan sorga karena orang tua kita mengenal Kristus. Kita masing-masing harus menerima Hidup ini ke dalam diri kita. Yohanes kemudian mengatakan bahwa bukan pula terjadi dengan menikah ke dalam keluarga Kristen, yaitu “bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki.” Pasangan Anda menjadi seorang Kristen tidak cukup. Menerima Kristus menuntut kita masing-masing untuk meninggalkan semua yang kita miliki dan menyerahkan semua yang kita punyai ke dalam tangan-Nya. Yohanes berbicara tentang orang-orang yang percaya kepada nama-Nya, yaitu mereka yang sama-sama diberi hak untuk menjadi anak-anak Allah.

 

Percaya bukan hanya pengakuan intelektual dari karya Kristus di kayu salib demi kita; melainkan menempatkan iman dan kepercayaan kita kepada Kristus dan hanya Kristus saja. Kita dapat menggunakan analogi Blondin, penyeberang tali tegang yang menyeberang dari satu sisi Air Terjun Niagara ke sisi lain. Setelah melintasi tali 1.000 kaki beberapa kali, dia menoleh ke kerumunan dan bertanya apakah mereka percaya bahwa dia bisa menggendong salah satu dari mereka dan melewati tali dengan selamat. Setelah raungan persetujuan di mana sebagian besar mengakui bahwa dia bisa melakukannya, dia kemudian mulai meminta mereka satu persatu untuk bangkit dan digendong olehnya untuk melewati tali tersebut. Mereka tidak melakukannya. Percaya kepada Kristus adalah benar-benar menaruh kepercayaan kita kepada-Nya. Bukan hanya percaya secara intelektual bahwa Kristus telah merebut keselamatan bagi kita, namun menerima Dia ke dalam hidup kita dan membiarkan Dia memimpin kita dari saat itu dan seterusnya. Bisakah kita menerima Kristus seperti anak kecil hari ini?

 

Anak Tunggal Allah di Sisi Bapa

 

15Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: “Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku. 16Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; 17sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. 18Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya (Yohanes 1:15-18).

 

Pertanyaan 4) Bagaimana mungkin Allah adalah Satu, namun di sini di ayat 18 dan juga dalam Yohanes 1:1, kita melihat dua pribadi, yaitu Firman Allah yang disebut Anak tunggal Allah (Yesus) dengan Bapa? Apakah orang Kristen percaya pada tiga Allah?

 

Pertanyaan yang bagus! Orang Yahudi diajarkan dari sejak kecil bahwa ayat Suci terpenting dalam Yudaisme adalah: “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!” (Ulangan 6:4). Sama seperti banyak orang Kristen menghafal Yohanes 3:16, demikianlah orang Yahudi menghafal ayat ini. Ketika seseorang berbicara dengan orang-orang Yahudi tentang Mesias, ini adalah batu sandungan besar bagi mereka, karena mereka percaya bahwa orang Kristen berpegang pada keyakinan tidak hanya satu Allah tetapi tiga Allah. Ini adalah ide yang tidak masuk akal dan menghujat pikiran seorang Yahudi yang taat atau pikiran seorang yang menganut kepercayaan monoteisme.

 

Kata yang diterjemahkan dengan kata esa dalam Ulangan 6:4 adalah kata Ibrani Echad. Kata ini adalah kata benda kesatuan-majemuk. Artinya adalah kata benda yang menunjukkan kesatuan namun terdiri dari lebih dari satu bagian. Misalnya, kita melihat kata Echad digunakan untuk menunjukkan suami dan istri menjadi satu (Echad) daging (Kejadian 2:4).

 

Ketika kedua belas pengintai itu dikirim ke tanah Kanaan untuk mengintai negeri itu, mereka ingin menunjukkan kesuburan tanahnya, sehingga mereka memotong cabang dengan satu tandan anggur. Kata cabang adalah kata echad kita. Juga, dalam kitab Ezra, kita diberi tahu, “Seluruh jemaah itu bersama-sama ada empat puluh dua ribu tiga ratus enam puluh orang” (Ezra 2:64). Kata seluruh jemaah adalah kata yang sama ini, Echad.

 

Ketika Allah ingin menyatakan ketunggalan, Dia menggunakan kata Ibrani yang berbeda, yaitu kata Yachid. Kita menemukan kata ini digunakan dalam ujian iman Abraham: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria” (Kejadian 22: 2). Hanya ada satu putra yang diakui Allah sebagai pewaris janji-janji Abraham, putra satu-satunya (yachid), yakni Ishak.

 

Rasul Yohanes memberitahukan kita bahwa “Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah” (Yohanes 1:2). Apakah kita menemukan Allah direferensikan dalam bentuk jamak dalam Kejadian pasal satu? Ya! Roh Allah disebutkan melayang-layang di atas permukaan air (Kejadian 1:2) dan kemudian di ayat 26: “Kemudian Allah berfirman,“Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa” (Kejadian 1:26) . Kata Allah digunakan dalam bentuk jamak. Ini adalah kata Ibrani Elohim, sebuah kata benda jamak.

 

Orang-orang yang mengatakan bahwa Yesus tidak pernah berkata bahwa Ia adalah Tuhan telah melewatkan beberapa ayat kunci, seperti ketika Dia mengatakan bahwa barangsiapa yang menerima Dia juga menerima Allah:

 

Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. (Matius 10:40).

 

Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku. (Markus 9:37)

 

Kata Yesus kepadanya: “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. (Yohanes 14:9).

 

Apakah Anda yakin bahwa Yesus adalah Allah yang bermanifestasi dalam rupa daging? Betapa berani dan dengan agungnya Dia berdiri di hadapan Sanhedrin pada malam sebelum penyaliban-Nya ketika mereka menuduhnya dan memukuli-Nya. Tidak ada kesaksian palsu yang meyakinkan dapat ditemukan. Akhirnya, Imam Besar yang tampaknya frustrasi karena pengadilan tidak berjalan dengan baik, bertanya kepada Kristus di hadapannya, “Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?” Jawab Yesus: “Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit.” (Markus 14:61-62)

 

Apa tanggapannya? Imam Besar mengoyakkan jubahnya, menandakan keterkejutannya yang ekstrem bahwa Manusia ini mengaku sebagai Tuhan dengan menggunakan nama Yang Maha Kuasa. Yesus kemudian berkata bahwa Dia akan terlihat duduk bersama Allah di atas takhta-Nya dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit, suatu pemandangan yang dipahami dengan jelas oleh setiap orang Yahudi sebagai gambaran tentang Mesias yang datang dengan kuasa dan kemuliaan yang besar.

 

Kasih jenis ini mengejutkan pikiran manusia, yaitu Allah atas alam semesta yang mati sebagai ganti saya untuk menanggung hukuman dosa ke atas diri-Nya sendiri. Pemain kriket hebat dan misionaris Inggris, C.T. Studd, pernah berkata, “Jika Yesus Kristus adalah Allah dan mati untuk saya, maka tidak ada pengorbanan yang terlalu besar bagi saya untuk dilakukan bagi Dia.” Jika tidak ada cara lain selain Kristus harus mati menggantikan saya untuk dosa saya, maka itu membuktikan betapa buruknya dosa dan betapa pentingnya bagi Allah untuk menyingkirkan kesalahan dosa saya supaya saya dapat bersekutu dengan Allah. Kita harus melakukan segala yang dapat kita lakukan untuk menyingkirkan dosa-dosa kita dan menjalani sisa hidup kita untuk menaati-Nya dalam segala hal.

 

Apakah tanggapan Anda terhadap Firman Tuhan? Mungkin hari ini, Anda ingin mengucapkan doa yang sederhana, mempercayai dan meyakini Kristus dan karya-Nya yang telah diselesaikan di kayu salib. Berikut ini adalah doa iman yang sederhana:

 

Doa: Bapa, saya percaya dengan sepenuh hati bahwa Yesus datang untuk memberikan saya kehidupan. Hari ini, saya percaya kepada-Nya dan karya-Nya yang telah selesai di kayu salib demi saya. Saya telah berdosa dan melakukan hal-hal yang salah dalam hidup saya. Saya berbalik dari dosa saya kepada Kristus. Terima kasih karena telah mengirimkan Anak-Mu ke dalam dunia untuk menyelamatkan saya dari dosa. Saya mau menerima Kristus hari ini. Amin!

 

Keith Thomas.

Website: www.groupbiblestudy.com

Email: keiththomas@groupbiblestudy.com

 

 

bottom of page